Bibir dan Lelangit Sumbing Masalah Kesehatan Anak

Bibir dan Lelangit Sumbing Masalah Kesehatan Anak

INILAHCOM, Jakarta - Permasalahan anak yang menderita bibir dan lelangit sumbing merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang kadang terabaikan.

Meski terlahir di era yang sudah lebih maju dengan pemerataan nutrisi yang jauh lebih baik, jumlah penderita bibir dan lelangit sumbing di Indonesia masih tergolong tinggi dan menjadi permasalahan serius yang harus segera ditangani. Jumlah kasus baru bibir dan lelangit sumbing di Indonesia mencapai 7.500 per tahun.

Faktanya, satu dari 1.000 kelahiran hidup anak mengalami kelainan celah bibir. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi kecacatan pada anak usia 24-59 mencapai 0,53 persen dengan 0,08 persen diantaranya adalah anak yang menderita bibir dan lelangit sumbing.

Bibir dan lelangit sumbing merupakan sebuah kondisi yang menyebabkan ketidaksempurnaan pada struktur bibir atau lelangit mulut. Bibir dan lelangit sumbing terjadi akibat gagalnya proses penyatuan bibir dan lelangit pada masa perkembangan janin, sehingga terdapat celah di antara rongga mulut dan rongga hidung.

Dalam rangka memperingati Bulan Kepedulian Bibir dan Lelangit Sumbing yang jatuh setiap bulan Juli, Cleft and Craniofacial Center (CCC) RSCM-FKUI menggelar program Cleft and Craniofacial Awareness and Prevention Month bertajuk “Mengukir Senyuman dan Harapan Untuk Masa Depan Yang Lebih Baik”. Kegiatan ini meliputi bakti social multidisiplin bibir dan lelangit sumbing di RSCM, edukasi untuk orang tua pasien, pelatihan terapi wicara, dan pembentukan tim bakti sosial CCC RSCM-FKUI untuk menolong pasien-pasien sumbing di luar Jakarta.

Secara lebih dekat, Cleft and Craniofacial Center RSCM-FKUI merupakan pusat pelayanan multidisiplin untuk penatalaksanaan bibir dan lelangit sumbing serta kelainan kraniofasial lainnya. Unit ini berada di bawah Divisi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, Departemen Medik Ilmu Bedah, RS Cipto Mangunkusumo dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang menyediakan berbagai layanan.

Tidak hanya pembedahan, namun CCC juga melayani terapi lainnya seperti terapi wicara, makan, dan gigi oleh tenaga medis yang telah terlatih di bidangnya masing-masing. Cleft and Craniofacial Center RSCM-FKUI menawarkan pelayanan terpadu untuk penderita bibir dan lelangit sumbing yang meliputi pelayanan sejak dini, sesuai tahap pertumbuhan dan perkembangan, multi &inter disiplin dan berkesinambungan.

Cleft and Craniofacial Center RSCM-FKUI meluncurkan tim bakti social multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis bedah plastik, dokter spesialis rehabilitasi medik, dokter gigi spesialis ortodonti, dan berbagai tenaga kesehatan terkait lainnya yang berkolaborasi dan berkomitmen untuk membantu pasien dengan bibir dan lelangit sumbing di luar Jakarta. Dalam kegiatan ini juga diharapkan akan tercipta alih ilmu dan teknologi dengan tenaga kesehatan lokal di tempat terselenggaranya bakti sosial.

Supervisor Pelayanan Cleft and Craniofacial Center RSCM-FKUI, dr. Kristaninta Bangun, SpBP-RE (KKF), menjelaskan, “Sebagai klinik terpadu yang menangani para pasien bibir dan lelangit sumbing di Indonesia, maka kami tentunya ingin turut ambil bagian dan berkontribusi nyata dalam peringatan Bulan Kepedulian dan Kewaspadaan Bibir dan Lelangit Sumbing ini dengan meningkatkan kesadaraan masyarakat terhadap kondisi bibir dan lelangit sumbing dan akibat yang dapat ditimbulkannya.

"Sehingga diharapkan dapat membantu para orang tua yang memiliki anak dengan kelainan bibir dan lelangit sumbing mendapatkan penatalaksanaan multidisiplin, dan mendapatkan informasi yang benar sehingga dapat melakukan langkah-langkah penanganan yang tepat. Butuh kesabaran dan kesadaran para orang tua untuk dapat menangani anak berkebutuhan khusus seperti penderita bibir dan lelangit sumbing ini, sehingga penanganan medis dapat semakin efektif," kata Kristaninta Bangun di Jakarta, baru - baru ini.

Kemudian, dr. Prasetyanugraheni Kreshanti, SpBP-RE (KKF), staf konsultan bedah plastik craniofacial di CCC menyatakan bahwa bibir dan lelangit sumbing ini dapat dikenali dengan terlihatnya celah atau tidak menyatunya bibir atas dan atau lelangit yang dapat ditemukan pada satusisi atau kedua sisi bibir atas dan atau lelangit.

"Masalah yang dapat ditimbulkan tidak hanya masalah penampilan tetapi juga dapat menimbulkan masalah suara yang sangau (karena lelangit mulut anak tidak sempurna sehingga tidak dapat mengucapkan kata dengan baik), masalah minum atau makan seperti susu yang keluar dari hidung saat bayi menyusui, masalah infeksi telinga, dan masalah pertumbuhan gigi dan tulang rahang atas. Hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab kelainan bibir dan lelangit sumbing ini, namun diduga penyebabnya adalah multifaktorial, di antaranya adalah faktor genetik dan faktor lingkungan selain faktor nutrisi dan paparan obat-obatan atau penyakit tertentu selama kehamilan," ujar Prasetyanugraheni.(tka)


Read more...

0 Response to "Bibir dan Lelangit Sumbing Masalah Kesehatan Anak"

Posting Komentar