INILAHCOM, New Delhi - Para wanita yang secara reguler konsumsi pil kontrasepsi dan pil KB dapat meningkatkan risiko depresi.
Mengutip dari zeenews, Selasa (04/10/2016), hal tersebut adalah hasil dari sebuah penelitian baru. Menurut studi tersebut, wanita tergantung pada metode seperti kontrasepsi memiliki kesempatan lebih besar menjadi antideprsi daripada wanita lainnya.
Meskipun ada banyak manfaat untuk menggunakan bentuk-bentuk kontrol kelahiran, seperti periode yang lebih ringan, kontrol jerawat, kurang kram, dan perlindungan,tentu saja dari kehamilan yang tidak diinginkan, sebuah studi baru telah mengidentifikasi faktor risiko yang cukup besar bagi perempuan, yang depresi.
Kita tahu bahwa KB hormonal, terutama pil KB, membawa beberapa risiko, tetapi hubungan antara depresi dan KB hormonal masih belum benar-benar dipahami.
Para ilmuwan telah berpikir untuk sementara bahwa hormon progesteron, yang terkandung dalam pengendalian kelahiran dalam bentuk progestin, memainkan beberapa jenis peran dalam menyebabkan depresi.
Bahkan, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara keduanya, tetapi informasi tersebut berhenti disitu.
Tujuan dari studi baru ini adalah untuk menentukan mana yang jenis kontrol kelahiran membawa risiko tertinggi dan seberapa besar resiko yang sebenarnya.
Setelah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap data dari Danish National Prescription Register perempuan yang mengambil kontrol kelahiran hormonal tanpa diagnosis depresi sebelumnya atau penggunaan antidepresan, tim peneliti menyimpulkan bahwa temuan mereka "penggunaan semua jenis kontrasepsi hormonal positif terkait dengan berikutnya penggunaan antidepresan dan diagnosis depresi".
"Ada perbedaan hanya kecil risiko antara jenis pil berbeda, tapi patch dan cincin vagina membawa risiko lebih tinggi dari pil gabungan," kata Ojvind Lidegaard, co-penulis studi.
Para peneliti menemukan bahwa wanita usia 20-34 berada di antara 1,23 dan 1,34 kali lebih berisiko karena membutuhkan antidepresan untuk pertama kalinya setelah memulai penggunaannya kontrol kelahiran. Angka - angka untuk perempuan remaja usia 15 sampai 19 yang, troublingly, bahkan lebih tinggi.
wanita yang lebih muda adalah antara 1,8 dan 2,2 kali lebih mungkin membutuhkan antidepresi, dan mereka yang menggunakan kontrasepsi hormonal non-oral berada di tiga kali lebih berisiko.
Temuan ini tentang wanita muda, karena tingkat kehamilan remaja yang tidak diinginkan telah turun sebagian besar setelah program yang mempromosikan long-acting kontrasepsi hormonal seperti IUD dan implan telah diperkenalkan.
jenis kontrol kelahiran yang di ujung bawah dari spektrum risiko menurut penelitian ini, tetapi terkait hormon-risiko depresi pada wanita muda tentu menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Read more...
0 Response to "Wanita Konsumsi Pil Kontrasepsi Rentan Depresi"
Posting Komentar