INILAHCOM, Jakarta - Pap smear yang negatif bukan berarti bebas dari risiko kanker leher rahim. Sebanyak sepertiga dari kejadian kanker leher rahim dijumpai pada hasil Pap Smear yang negatif.
Demikian dikatakan Dr dr Imam Rasjidi Sp.OG (K) Onk, Kepala Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan pada Acara Seminar Deteksi Dini Kanker Serviks yang diselenggarakan di Molecular Diagnostic Centre MRCCC Siloam Hospital Semanggi Jakarta, Sabtu (28/5/2016).
“Kanker leher rahim saat ini menempati urutan kedua terbanyak pada wanita dengaan angka 250.000 penderita di 2015. Diduga akan terdapat peningkatan kejadian kanker leher rahim sebanyak 25% pada 10 tahun ke depan.” Ujar Dr Imam.
Dalam kesempatan yang sama, Dr dr Sri hartini, Sp.PK (K), MARS dari RS Kanker Dharmais mengatakan bahwa penting sekali dilakukan Uji HPV DNA sebagai salah satu alat deteksi dini kanker serviks yang dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan Pap Smear. Mengingat tingginya angka kesakitan akibat kanker leher rahim ini, yang sebagian tidak terdeteksi dengan baik. “Saat ini terdapat 100 strain HPV penyebab kanker leher rahim yang dikategorikan sebagai risiko tinggi atau high risk.” Tambahnya.
dr Reza Aditya Digambiro, M.Kes, M.Ked (PA), Sp.PA, Kepala Pap Smear Center RS Muhammadiyah Ibnusina Jakarta, pada kesempatan terpisah menyampaikan pentingnya Pap Smear sebagai deteksi dini kanker leher rahim. Menurutnya, uji HPV DNA merupakan gold standard untuk deteksi dini kanker leher rahim. Namun di Indonesia, kesadaran untuk memeriksakan diri masih kurang, apalagi disaat tidak ada gejala. Puskesmas-puskesmas masih mengandalkan prosedur IVA yang spesifisitasnya kurang.”
“Alangkah baiknya jika pemerintah melakukan jemput bola dengan skrining massal Pap Smear dan pelatihan Pap Smear bagi para bidan dan tenaga medis ditambah dengan pengetahuan untuk melakukan cryoterapi sebagai pencegahan awal kanker leher rahim,” sambung dr Reza.
Read more...
0 Response to "Sepertiga Kanker Leher Rahim Negatif Pap Smear"
Posting Komentar