TADI pagi saya melihat postingan status BBM rekan saya yang mengatakan "sehat itu mahal". Sebenarnya sehat itu murah, jauh lebih mahal untuk membuat diri kita sakit.
Selama ini, kita sering mengkonotasikan sehat dengan pembiayaan rumah sakit yang serba kompleks dan mahal. Padahal kebanyakan, keberadaan diri kita di rumah sakit adalah akibat kita menolak untuk gaya hidup murah.
Sehat itu murah, mengapa demikian, karena untuk sehat hanya diperlukan konsumsi 2 liter air putih per harinya (kurang lebih 8 gelas). Bukan bergalon galon juice, soda, es krim dan berbagai macam jenis minuman berperasa lainnya. Konsumsi air putih dapat memperlancar sirkulasi darah, pencernaan, memperbaiki metabolisme tubuh dan mencegah batu ginjal.
Untuk sehat tidak memerlukan banyak perasa dan pengawet dalam bahan makanan yang kita konsumsi sehari hari. Cukup dengan nasi dan sayur rebus beserta lauk pauk sederhana tanpa menggunakan terlalu banyak minyak goreng.
Makanan yang diolah dengan proses pembakaran, pengasapan, pengawetan (diasinkan) atau digoreng berpotensi menimbulkan penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes atau stroke di masa depan. Banyak sekali bahan pengawet makanan yang telah terbukti berbahaya apabila dikonsumsi, di antaranya dietilpirokarbonat (DEP), kloroform, nitrofuran, natrium sulfite, kalium sulfite, asam benzoat, natrium benzoat, propilhidroksi benzoat, kalium nitrit dan natrium nitrit. Pemakaian bahan-bahan ini menyebabkan reaksi alergi, gangguan neurologis, gangguan metabolisme, kegagalan sistem reproduksi, kanker hingga keracunan.
Untuk sehat tidak perlu fitness dengan instruktur terlatih, cukup dengan berolahraga ringan seperti naik sepeda atau jogging yang kontinu atau rutin. Dengan 30 menit per hari setelah shalat subuh, sudah bisa membakar kalori yang cukup untuk meningkatkan kualitas hidup. Jogging dan bersepeda dapat membantu menjaga kestabilan energi yang dibutuhkan dalam metabolisme, melancarkan sirkulasi darah dan kesehatan jantung serta memperbaiki bentuk tubuh ideal.
Dan jangan lupa untuk menghindari stress, karena stress memicu peningkatan tekanan darah (hipertensi), sekresi hormon kortisol, tiroksin dan adrenalin yang pada akhirnya akan menyebabkan kenaikan denyut jantung dan frekuensi pernafasan.
Yang mahal itu adalah ketika kita memilih untuk sakit dengan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat secara berlebihan dan disertai kurangnya pergerakan tubuh.
Jadi siapa bilang sehat itu mahal, ayo tingkatkan kualitas hidup mulai dari sekarang.
* dr Reza Aditya Digambiro, M.Kes, M.Ked (PA), Sp.PA, Kepala Pap Smear Center RS Ibnusina dan Staf Pengajar Fakultas kedokteran Universitas Trisakti.
Read more...
0 Response to "Sehat Itu Mahal, Siapa Bilang?"
Posting Komentar