INILAHCOM, Colombo - Sri Lanka mendapat sertifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena berhasil mengeliminasi penyakit malaria.
Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang telah lama menyerang kesehatan masyarakat di Sri Lanka. Dengan keberhasilan Sri Lanka eliminasi penyakit tersebut, ini adalah suatu hal yang dapat dicacat menjadi sebuah sejarah.
“Keberhasilan Sri Lanka sangat luar biasa. Pada pertengahan abad 20, Sri Lanka merupakan salah satu negara dengan keadaan malaria terparah. Kini, Sri Lanka bebas dari malaria," Direktur Regional WHO, Dr Poonam Khetrapal Singh di Colombo saat menggelar Komite regional WHO wilayah Asia Tenggara ke 69 yang dilaksanakan pada 5 - 9 September, Senin (5/09/2016).
Sri Lanka adalah negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara kedua yang berhasil mencapai eliminasi malaria, setelah Maladewa. Pengumuman tentang kemenangan Sri Lanka dari Malaria disampaikan pada pertemuan tahunan Komite Regional WHO Kawasan Asia Tenggara, yang diikuti para menteri dan pejabat tinggi kesehatan dari 11 negara anggota WHO.
Masih menurutnya, hal ini merupakan hasil keberanian dan semangat para pemimpin negara tersebut, dan menjadi contoh bagaimana loncatan keberhasilan bisa diraih jika disertai tindakan yang terarah. Keberhasilan ini juga memperlihatkan pentingnya keterlibatan komunitas akar -rumput dan pendekatan seluruh-masyarakat demi terjadinya capaian besar di bidang kesehatan masyarakat.
Kemudian dia menjelaskan, jalan menuju eliminasi sangatlah sulit, serta memerlukan kebijakan yang baik untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah malaria merebak pada tahun 1970-an dan 1980-an, di tahun 1990-an strategi kegiatan anti-malaria disesuaikan untuk secara intensif ditargetkan pada pengenalian parasit penyebab malaria, selain pada pengendalian nyamuk.
Sri Lanka melakukan strategi eliminasi malaria dengan menyebar klinik keliling malaria di wilayah penularan tinggi memungkinkan pengobatan yang cepat dan efektif guna menuntaskan reservoir parasit dan penularan lebih jauh. Efektivitas surveilans, keterlibatan masyarakat, dan pendidikan kesehatan disertai dengan penguatan kemampuan pemerintah untuk melakukan upaya tanggap, memobilisasi dukungan massa bagi gerakan pengendalian.
Adaptasi dan fleksibilitas strategi dan dukungan dari mitra seperti WHO dan Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria mempercepat keberhasilan. Pada 2006, Sri Lanka mencatat kurang dari 1.000 kasus malaria per tahun, dan sejak Oktober 2012 kasus asli Sri Lanka telah mencapai titik nol. Sepanjang tiga setengah tahun terakhir, tak lagi tercatat kasus penularan lokal.
Untuk mempertahankan status eliminasi dan memastikan bahwa parasit penyebab malaria tak lagi muncul di Sri Lanka, kampanye anti-malaria bekerja sama erat dengan pemerintah lokal dan mitra internasional untuk mempertahankan kapasitas surveilans dan upaya tanggap, dan untuk menyaring populasi berisiko tinggi yang masuk ke dalam negara tersebut.
Direktur Regional menegaskakan bahwa WHO akan terus mendukung upaya Sri Lanka mengendalikan malaria, serta peningkatan kesehatan masyarakat secara umum. Keberhasilan ini dapat menjadi pencetus terjadinya keberhasilan kesehatan masyarakat di negara-negara khususnya kawasan Asia Tenggara secara menyeluruh.
Perlu diketahui, WHO Kawasan Asia Tenggara terdiri dari 11 negara yaitu Bangladesh, Bhutan, Republik Rakyat Demokratis Korea, India, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand dan Timor Leste.
Read more...
0 Response to "WHO: Sri Lanka Bebas Malaria"
Posting Komentar