Cegah Kelainan Bawaan pada Anak Baru Lahir

Cegah Kelainan Bawaan pada Anak Baru Lahir

INILAHCOM, Jakarta - Indonesia sudah tidak lagi hanya memikirkan kematian bayi dan balita tetapi juga peningkatan kualitas pelayanan yang harus ditingkatkan tentang kelainan bawaan yang menyumbang kematian pada anak.

Menurut Direktur Kesehatan Keluarga dr. Eni Gustina, MPH saat ditemui di kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Senin (20/03/2017), kelainan bawaan merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi dan balita. Berdasarkan laporan Riskesdas 2007, kelainan bawaan berkontribusi sebesar 1,4 persen terhadap kematian bayi 0 - 6 hari dan sebesar 18,1 persen terhadap kematian bayi 7 - 28 hari. Kelainan bawaan turut berkontribusi sebesari 5,7 persen kematian bayi dan 4,9 persen bagi kematian balita.

"Pada 2012 penyebab kematian balita kebanyakan karena infeksi, diare, pneumonia, dan campak. Sekarang berubah karena neonatal malformation menyumbang 90 persen kematian 0 - 28 hari. Karena lahir prematur jadi sangat berkaitan," papar Direktur Kesehatan Keluarga dr. Eni Gustina, MPH.

Untuk menekan terjadinya hal tersebut, kesadaran masyarakat dan keluarga merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya kelainan bawaan pada generasi penerus. Dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan produktifitas masyarakat yang berdampak pada menurunnya beban biaya sehat pada masyarakat.

Kegiatan utama GERMAS ini untuk mendukung pencegahan terjadinya bayi baru lahir dengan kelainan bawaan antara lain yaitu peningkatan aktifitas fisik, perilaku hidup bersih dan sehat, mengkonsumsi buah dan sayur, pencegahan dan deteksi dini penyakit melalui melakukan pemeriksaan kesehatan berkala serta peningkatan kualitas lingkungan termasuk pencegahaan pencemaran lingkungan edukasi hidup sehat.


Read more...

0 Response to "Cegah Kelainan Bawaan pada Anak Baru Lahir"

Posting Komentar