INILAH.COM, Jakarta-Penggunaan obat herbal di Indonesia masih sangat minim dilakukan oleh para ahli. Obat jenis ini di sejumlah negara Eropa terus meningkat, namun tidak demikian di Indonesia.
Menurut Guru Besar Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), Prof dr Aznan Lelo, obat herbal di Indonesia masih kurang diterima di kalangan dokter. Hal itu disebabkan adanya keterbatasan dalam penulisan resep untuk ketersediaan obat.
"Kebebasan masyarakat menggunakan obat herbal perlu diwaspadai karena obat herbal tidak luput dari efek yang merugikan. Sehingga, obat herbal bisa jadi kawan, bisa juga lawan," kata Prof Aznan, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (25/4/2017).
Pria yang meraih penghargaan Kick Andy Heros 2017 ini mengatakan, upaya pemerintah untuk menggalakkan penggunaan obat herbal perlu ditunjang dengan penyebaran informasi lengkap dari obat herbal itu sendiri melalui bukti klinik yang teruji.
"Bagi sejawat yang paham dan yakin dengan keunggulan obat herbal dapat memberitahukan kepada pasiennya dengan informasi yang jelas, sehingga pasien benar dalam menggunakan dan memperoleh manfaatnya," paparnya.
Menurut Prof Aznan, Sozo Formula Manggata 1 (SoMan) merupakan salah satu obat tradisional yang bisa menjadi "kawan" karena telah teruji secara klinis untuk pengobatan penyakit diabetes.
"Berdasarkan apa yang dikerjakan oleh pihak SoMan, saya menilai SoMan adalah kawan, bukan lawan. Hal itu melihat dari apa yang sudah dilakukan SoMan selama ini, mulai dari pengkajian penggunaan bahan baku hingga penelitian di UGM," katanya.
Sementara itu menurut Guru Besar Fakultas Farmasi Klinik Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus Tim Ketua Peniliti SoMan, Prof dr Zullies Ikawati, obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik). Atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun termurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat.
"Terdapat pengelompokkan obat tradisional di Indonesia, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka," urainya.
Lebih lanjut Prof Zullies mengatakan, pengujian SoMan dilakukan di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, mulai bulan Desember 2015 hingga Mei 2016. Dalam pengujiannya, tim peneliti melibatkan pasien DM tipe 2 (yang tidak tergantung insulin) di mana metode penilitiannya berupa randomized controlled trial, double blind, consecutive sampling, dan random allocation.
Selama pengujian berlangsung, lanjut dia, sampel penelitian dikelompokkan menjadi dua, kelompok yang diberi SoMan dan Metformin, dan kelompok yang tidak diberi SoMan (Plasebo) dan Metformin.
"Penggunaan Jamu Tetes SoMan dengan dosis 10 tetes 3 kali sehari selama 3 bulan yang dikombinasikan dengan metformin menunjukkan penurunan FPG yang signifikan dibandingkan dengan kombinasi plasebo dan metformin," paparnya.
SoMan merupakan jamu tradisional yang menggunakan 39 bahan alam seperti 18 macam buah, 14 sayur-sayuran, dan 7 aneka rempah terpilih yang direkomendasikan untuk memelihara daya tahan tubuh dan sebagai pendamping pemulihan kesehatan, salah satunya mampu membantu menurunkan kadar gula darah puasa.
Konsultan Medis PT Soman Indonesia, dr I Ketut Widana, menjelaskan, SoMan akan memberikan nutrisi pada sel-sel beta pankreas agar regenerasi sel beta pankreas berjalan optimal dan terjadi perbaikan pada sel yang rusak. Setelah terjadi proses perbaikan, SoMan juga akan merangsang sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin yang berkualitas dan cukup untuk mengendalikan gula darah.
"Setiap tetesnya mengandung senyawa yang langsung bekerja ke sumber masalah dan bekerja secara farmakologi di dalam tubuh," tandasnya. [adc]
Read more...
0 Response to "Obat Herbal Jadi Alternatif Penyembuhan Penyakit"
Posting Komentar