INILAHCOM, Jakarta - Sebuah studi dari Belgia, mengungkapkan sekitar 47 persen pasien yang menderita sarkoma jaringan lunak membiarkan gejalanya selama sekitar empat bulan sebelum akhirnya menemui dokter.
Setelah itupun, pasien umumnya berkonsultasi ke dokter umum, yang kemungkinan besar hanya akan menghadapi satu atau dua kasus sarkoma sepanjang karier mereka. Tak heran jika penelitian di Inggris kemudian juga menunjukkan bahwa, karena kurangnya kecurigaan klinis pada gejala awal, 20 persen dokter umum terlambat lebih dari tiga bulan dalam merujuk pasien tersebut ke spesialis.
“Sudah saatnya kita menanggapi sarkoma dengan lebih serius, dan ini bisa kita mulai dengan edukasi,” kata Dr. Quek, yang juga mendirikan Singapore Sarcoma Consortium pada tahun 2013 dan Asia Sarcoma Consortium pada tahun 2015 sebagai wadah untuk penelitian dan pendidikan profesional, Jakarta, Rabu, (31/10/2018).
Sarkoma mencakup lebih dari 70 sub-tipe, menjadikannya salah satu tipe kanker yang paling sulit untuk didiagnosis. Namun, secara umum pasien dapat dibagi ke dalam empat sub-tipe utama sarkoma: sarkoma jaringan lunak, gastrointestinal stromal tumor(GIST), sarkoma tulang seperti osteosarcoma, dan Ewing's/Rhabdomyosarcoma. Kedua kelompok terakhir ditemukan terutama pada remaja dan kelompok usia dewasa muda (young adult).
“Meskipun sarkoma mungkin kurang umum dibandingkan tipe kanker lainnya, kasus sarkoma banyak ditemui pada pasien dewasa muda dan remaja. Kelompok usia tersebut biasanya tidak kita asosiasikan dengan kanker. Ini berkontribusi terhadap keterlambatan diagnosis, sehingga dampak yang dialami oleh penderita sarkoma tersebut pun cenderung lebih parah. Terlebih, karena para pasien muda ini tengah berada di masa paling produktif dalam hidup mereka, entah itu di sekolah, atau baru saja memulai karier baru, atau tengah membangun keluarga,” tambah Dr. Quek.
Gejala sarkoma yang timbul dapat berbeda-beda, tergantung dari mana sarkoma tersebut berasal. Bagi pasien yang memiliki sarkoma jaringan lunak di lengan atau kaki, misalnya, gejala paling umum adalah munculnya benjolan besar tanpa rasa sakit. Sedangkan, jika sarkoma tumbuh di tulang tangan atau kaki, pasien umumnya mengeluhkan nyeri tulang, serta sakit di sekitar area tulang yang terdampak ketika beristirahat atau tidur malam.
Beberapa pasien bahkan mungkin mengalami retak tulang. Gejala-gejala lainnya meliputi ruam gelap (angiosarcoma atau kanker pembuluh darah), batuk dan sesak napas jika sarkoma berkembang di area dada, serta kembung dan mudah merasa kenyang jika sarkoma berasal di bagian perut.
“Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyadari kondisi tubuh sendiri. Kemudian, tanyakan pada dokter umum apakah Anda perlu menemui dokter spesialis atau menjalani tes lebih lanjut, seperti MRI atau CT scan, jika gejala Anda tidak hilang setelah pengobatan rutin,” kata Dr. Quek.
"Jika kita mengidentifikasi sarkoma pada tahap awal, ketika sel kanker masih terlokalisasi di satu area, tingkat kelangsungan hidup akan jauh lebih tinggi dibandingkan jika didiagnosis pada tahap akhir," tambahnya, seraya menekankan bahwa memiliki diagnosis yang tepat adalah kunci untuk menentukan perawatan yang paling optimal.
Karena keberagaman sub-tipe dan lokasi muncul sarkoma, sebenarnya tidak ada satu formula atau metode khusus yang dapat berlaku untuk semua kasus sarkoma. “Di PCC, keahlian kolektif dari para pakar onkologi kami, yang merupakan salah satu tim terbesar di Singapura dan sekitarnya, memungkinkan kami untuk membantu pasien mendapatkan diagnosis yang tepat sedini mungkin, memahami berbagai pilihan perawatan yang tersedia, serta memilih kombinasi yang akan memberi mereka hasil paling optimal,” tambah Dr. Quek.(tka)
Read more...
0 Response to "47 Persen Penderita Sarkoma Tak Hiraukan Gejala"
Posting Komentar