INILAHCOM, Jakarta - Penyakit Tidak Menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013 antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan telah menyelesaikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang ditakukan secara terintegrasi dengan Susenas Maret (Badan Pusat Statistik). Terintegrasinya riset ini sangat penting karena dimungkinkan anaiisis yang lebih mendaiam. Status kesehatan dan determinan kesehatan bisa dilihat dari faktor sosial ekonomi sehingga informasi yang dihasilkan lebih komprehensif.
Data Riskesdas juga dapat digunakan untuk menghitung lndeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM). sehingga dapat diketahui perubahan pencapaian sasaran pembangunan kesehatan di setiap level wilayah dari tingkat kabupaten atau kota, satu provinsi maupun nasional.
Pengumpulan data Riskesdas yang dilakukan pada 300.000 sampel rumah tangga (1.2 juta jiwa) telah menghasilkan beragam data dan informasi yang memperlihatkan wajah kesehatan Indonesia.
"Prevalensi kanker naik dari 1.4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen, prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10.9 persen dan penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen," kata Siswanto Kepala Balitbangkes RI, Jakarta, Jumat, (02/11/2018).
Masih menurutnya Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6.9 persen menjadi 8.5 persen, dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25.8 persen menjadi 34.1 persen.
"Penyakit tidak menular, disebabkan terlalu enak makan. Kembali ke perilaku masing - masing, diabetes naik, hipeetensi naik. Obesitas naik. Ini tingkat obesitas pada dewasa naik. Namun obesitas pada anak - anak turun. Anak - anak bukan berati mengerti diet, tetapi karena angka stunting turun sehingga obesitas pada anak itu turun. Jadi, anak - anak mengalami lebih tinggi memanjang, tidak obesitas," papar Menteri Kesehatan RI, Nila F Moeloek, Jakarta, Jumat, (02/11/2018).
Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup antara lain merokok. konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.
Sejak tahun 2013 prevalensi merokok pada remaja (10-18 tahun) terus meningkat yaitu 7.2 persen (Riskesdas 2013) 8.8 persen (Sirkesnas 2016) dan 9.1 persen (Riskesdas 2018).
Data proporsi konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3 persen menjadi 3.3 persen. Demikian juga proporsi aktivitas fisik kurang juga naik dari 26,1 persen menjadi 33.5 persen dan 0.8 persen mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan. Hal lainnya adalah proporsi konsumsi buah dan sayur kurang pada penduduk 2 - 5 tahun. masih sangat bermasalah yaitu sebesar 95.5 persen. Menurut Menkes, hal tersebut bisa diubah terkait dengan perilaku hidup sehat yang bisa dilakukan masyarakat.
"Kalau ditarik ke hulu itu perilaku dan harus mengubah mindset. Paradigma sehat. Harus sehat karena kita harus jadi manusia produktif. Sampai lansia harus produktif," tambahnya.(tka)
Read more...
0 Response to "Prevalensi Penyakit Tidak Menular Semakin Tinggi"
Posting Komentar