INILAHCOM, Jakarta - Saat ini, jumlah penderita diabetes di Indonesia telah menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan.
IDF Diabetes Atlas edisi ke-8 (2017) mengungkapkan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 10,3 juta dan karenanya Indonesia menduduki peringkat ke-6 dengan jumlah penderita diabetes dewasa tertinggi di dunia.
Angka total penderita diabetes diprediksi akan terus mengalami peningkatan dan mencapai 16,7 juta pada tahun 20451.
Lebih dari 90 persen kasus diabetes di seluruh dunia merupakan diabetes tipe-2 yang disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat.
Diabetes tipe-2 umumnya dapat ditangani dengan mengurangi berat badan dan mengadopsi gaya hidup sehat.
Selain diabetes tipe-2, jumlah prevalensi diabetes melitus di Indonesia terus mengalami peningkatan.
Riskesdas 2018 menyatakan bahwa sejak tahun 2013, prevalensi diabetes melitus naik sebesar 1,6 persen dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen. Untuk mengendalikan angka penderita diabetes, pemerintah Indonesia telah menghimbau masyarakat untuk melakukan aksi CERDIK dan teratur menjalani pengobatan.
“Indonesia menempati peringkat pertama nilai persen HbA1C tertinggi dari 38 negara yang berpartisipasi dalam Studi DISCOVER, dengan angka HbA1C sebesar 9.2 persen," kata dr. Fatimah Eliana, SpPD, KEMD; PB Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), seperti dikutip dari siaran pers, Jakarta, Rabu,(26/12/2018).
Diabetes tipe 2 secara perlahan telah menjadi keadaan darurat kesehatan masyarakat dan tantangannya adalah terkait dengan diagnosis.
"Komplikasi adalah konsekuensi dari diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, termasuk diantaranya risiko penyakit kardiovaskular, kebutaan, gagal ginjal, dan amputasi yang jauh lebih tinggi," tambahnya.
Untuk mengatasi masalah diabetes di Indonesia, suatu studiformatif perlu dilakukan guna menyediakan perancangan intervensi inovatif pengobatan pasien diabetes.
Akan tetapi, masih sedikit studi yang menggambarkan tindak lanjut dan manajemen diabetes dengan memperhitungkan perspektif pasien dan penyedia layanan kesehatan.
Menilik kondisi tersebut, PT AstraZeneca Indonesia (AZI) bersinergi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), PERKENI, dan PERSADIA serta salah satu pemangku kepentingan utama terkait yakni Center for Health Economics and Policy Studies (CHEPS) FKM UI tertarik untuk melakukan studi formatif yang berjudul: “Scoping Diabetes in Indonesia: A Baseline Study for Designing Innovative Intervention for managing Patient with T2DM”.
Studi formatif yang dipimpin oleh Center of Health Economics and Policy Science (CHEPS) Universitas Indonesia tersebut mengangkat lima tantangan utama dalam pengobatan diabetes di Indonesia.
Kelima tantangan tersebut mencakup kurangnya jumlah dan kualitas pelatihan tenaga kesehatan, kurangnya sumber daya manusia yang tersedia untuk dukungan penanggulangan diabetes, ketimpangan ketersediaan infrastruktur umum pada tingkat primer, kurangnya peralatan diagnostik di tingkat primer yang berdampak pada biaya yang lebih tinggi saat perawatan diabetes di tingkat sekunder dan tersier, dan keterbatasan jumlah obat-obatan dan variasi obat diabetes bagi pasien. (tka)
Read more...
0 Response to "Jumlah Penderita Diabetes di Indonesia Meningkat"
Posting Komentar