INILAHCOM, Jakarta - Membangun rumah tangga memang tidak mudah. Selain butuh kasih sayang dan pengorbanan, agar rumah tangga tidak goyah ketika mendapat serangan dari orang ketiga, dibutuhkan pemikiran yang jernih.
Masalah dalam membangun rumah tangga memang tidak bisa terbentung. Pasangan suami istri justru tidak bisa menangkal datangnya masalah dari segala sisi. Terlebih ketika hubungan tengah renggang, dan masuklah pihak ketiga yang meruntuhkan biduk rumah tangga yang tengah dibangun.
Ini tidak saja menyakitkan, tetapi juga sangat menyita pikiran Anda dalam menjalankan hidup.
Berkaca dari masalah rumah tangga yang belakangan ini marak karena adanya orang ketiga, psikolog Tika Bisono, menyarankan agar pasangan suami istri bisa berkonsultasi dengan baik kepada psikolog ketika menghadapi masalah tersebut.
"Tika Bisono menggaris bawahi pentingnya berkonsultasi ke pakar psikologi perkawinan. Tujuannya untuk kembali ke rambu-rambu," kata Tika Bisono seperti yang dikutip dari siaran pers, Jakarta, Senin, (14/01/2019).
Masih menurutnya, ini adalah fase ujian yang kerap datang pada pasangan suami istri. Tinggal, bagaimana keduanya menghadapi dan mengatasi masalah tersebut.
“Di sinilah fase ujian kesuamian dan keistrian sebuah pasangan. Apakah istri bisa menerima suami ketika lemah. Atau, apakah suami bisa menerima istri saat lemah,” tambahnya.
Dia melanjutkan, pada fase konsultasi, keduanya harus jujur, dan jujur itu adalah bagian terberat.
“Jangan berlindung di balik dalih dikerjain, dikejar-kejar, tetapi faktanya setelah makan malam pertama, masih ada makan malam kedua, ketiga, bahkan kemudian sarapan dan makan siang. Atau dengan kata lain, tidak mungkin pihak luar bisa membuka pintu pribadi kita, kalau tidak dikasih kunci. Itu logika,” ungkap Tika.
Berdasar teori psikologi, maupun berdasar pengalaman Tika Bisono sebagai psikolog, fase konseling pasangan yang usai didera persoalan orang ketiga, harus dibawa ke pemahaman it takes two to tango.
“Lepas dari kadar besar kecil, kasus orang ketiga terjadi karena kesalahan tiga orang sekaligus. Orang ketiga salah, suami salah, istri salah. Ini akan terbuka dalam sesi konsultasi. Jika suami-istri jujur dan bersedia me-reset hubungan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan katarsis. Menumbuhkan hal-hal positif yang justru memperkuat ikatan pernikahan ke depan,” ujarnya.(tka)
Read more...
0 Response to "Pasangan Suami Istri Harus Saling Jujur"
Posting Komentar