WHO: Tingkatkan Layanan Kesehatan Bagi Kaum Migran

WHO: Tingkatkan Layanan Kesehatan Bagi Kaum Migran

INILAHCOM, Kolombo - Satu dari tujuh orang di dunia berstatus migran, pengungsi antar ataupun dalam negara.

Banyaknya negara di kawasan Asia Tenggara yang menerima populasi migran dalam jumlah besar, WHO mengundang lebih banyak perhatian dipusatkan pada kebutuhan mereka terhadap layanan kesehatan.
 
“Penyakit adalah sesuatu yang universal, melampaui perbatasan dan negara. Kita sebagai pemimpin kesehatan semestinya menangani masalah kesehatan yang berdampak pada populasi migran. Kita perlu membuat sistem informasi yang dapat lebih baik mengumpulkan data masalah kesehatan mereka; menetapkan kebijakan dan kerangka hukum guna memfasilitasi perluasan akses kesehatan; dan menciptakan sistem kesehatan inklusif yang peka terhada kebutuhan migran,” ujar Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO untuk Kawasan Asia Tenggara seperti yang dikutip dari siaran pers yang diterima INILAHCOM, komite regional WHO kawasan Asia Tenggara di Kolombo, Sri Lanka, Kamis (08/09/2016).

Kesehatan dan migrasi juga menjadi perhatian para anggota WHO di kawasan ini, dengan Thailand, India, Bangladesh dan Indonesia di antara 10 negara yang menjadi saksi pergerakan sejumlah besar manusia di Asia. Migrasi menghadapkan kita pada risiko yang lebih besar dan kerentanan terhadap penyakit menular, gangguan kesehatan mental, kematian ibu dan anak, penyalahgunaan obat, alkoholisme, malnutrisi, kekerasan dan penyakit tidak menular.

“Selama migrasi terus berlanjut dengan kecepatan yang tak dapat diprakirakan sebelumnya, kita mendapat kesempatan untuk bersama-sama, sebagai kawsan, memastikan bahwa kaum migran mendapatkan akses kesehatan yang baik.” Lanjut Dr Khetrapal Singh.

Pergerakan populasi memperbesar tantangan bagi negara yang sering masih harus berjuang untuk mengatasi kebutuhan rutin sistem kesehatan mereka sendiri. Migran juga menghadapi kesulitan mengakses layanan kesehatan yang baik, dikarenakan status legal dan administrasi mereka.

Hal lain yang menjadi bahan perbincangan adalah kenyataan bahwa populasi bergerak dan migran secara unik rentan terhadap penularan malaria. Pada bulan Februari 2016, lima negara kawasan Asia Tenggara - Bangladesh, Bhutan, India, Myanmar dan Nepal – bersatu untuk meningkatkan kerjasama antar perbatasan untuk eliminasi malaria.

Komite Regional Asia Tenggara WHO adalah badan pembuat keputusan kesehatan tertinggi di kawasan Asia Tenggara, yang terdiri dari para menteri kesehatan dan pejabat tinggi kementerian kesehatan di 11 negara anggota WHO - Bangladesh, Bhutan, Republik Demokratis Rakyat Korea, India, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand dan Timor-Leste.


Read more...

0 Response to "WHO: Tingkatkan Layanan Kesehatan Bagi Kaum Migran"

Posting Komentar