Pentingnya Mengetahui Sejak Dini Penyakit Autoimun

Pentingnya Mengetahui Sejak Dini Penyakit Autoimun

INILAH.COM, Jakarta-Autoimun merupakan penyakit yang diakibatkan adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh (imun). Penyakit ini dapat mengancam siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan.

Penyakit ini sekilas gejala awalnya tidak terlihat. Namun jika diabaikan, penyakit autoimun akan menyebabkan penyakit serius yang dapat menyerang fisik dan mental seseorang.

Penyakit autoimun merupakan gangguan regulasi sistem imun yang ditandai dengan reaktivasi sistem imun baik sel T maupun sel B (autoantibodi) melawan sel tubuh sendiri (autoantigen). Dengan kata lain, antibodi di dalam tubuh menyerang tubuh itu sendiri.

Berdasarkan keterangan pers dari Laboratorium Klinik Prodia, Sabtu (28/4/2018), penyakit ini dapat menyerang satu jenis organ (organ spesifik), contohnya insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM), autoimmune thyroid disease, dan myasthenia gravis. Di sisi lain, autoimun juga dapat menyerang banyak organ (organ non spesifik atau systemic autoimmune disease), seperti multiple sclerosis(MS), systemic lupus erythematosus (SLE), dan rheumatoid arthritis (RA).

Penyakit autoimun memiliki gejala yang berbeda-beda (berdasarkan organ yang terkena penyakit). Misalnya kelelahan dan nyeri sendi pada pasien RA, penglihatan kabur dan koordinasi tubuh tidak presisi pada pasien MS, masalah pencernaan dan berat badan (bisa naik atau turun drastis) pada pasien celiac disease, dan masih banyak lagi.

Minimnya edukasi penyakit autoimun membuat masyarakat kurang memperhatikan bahaya penyakit ini. Menyadari pentingnya edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit autoimun, Prodia mengadakan seminar nasional dengan tema Keep Strong Stay Healthy terhadap Penyakit Autoimun.

Seminar Keep Strong Stay Healthy terhadap Penyakit Autoimun akan digelar di delapan kota di seluruh Indonesia yang dimulai pertama kali di kota Bogor dan diselenggarakan di Hotel Oasis Ball Room Amir. Hadir sebagai pembicara utama Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD-KAI (K) yang memaparkan seputar patofisiologi, jenis-jenis autoimun, faktor risiko, diagnosis, pencegahan dan pengelolaan (termasuk nutrisi); dan Product Specialist PT Prodia Widyahusada Tbk. ArdianSusanto, M.Farm. yang memaparkan seputar peran biomarker dalam penegakan diagnosis autoimun serta pemeriksaan pendukung.

Dr. dr. Iris menyampaikan pentingnya masyarakat mendapat nformasi seputar penyakit autoimun agar dapat melakukan tindak pencegahan sejak dini.

"Autoimun menjadi penyakit yang memang belum diketahui pasti penyebabnya, selain dari genetik itu sendiri. Sebuah penelitian membuktikan bahwa ternyata defisiensi vitamin D menjadi salah satu faktor risiko seseorang terkena penyakit ini dan saya rasa masyarakat belum banyak yang tahu tentangini. Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui informasi seputar autoimun ini. Mulai dari faktor risiko, bagaimana pencegahannya, hingga pengelolaan penyakit bagi mereka yang memang sudah terdiagnosis," tuturnya.

Sebuah penelitian menemukan bahwa penyakit autoimun berhubungan dengan kekurangan vitamin D, disebutkan bahwa konsentrasi vitamin D pada pasien autoimun rendah. Di Indonesia prevalensi defisiensi vitamin D pada wanita berusia 45-55 tahun adalah sekitar 50%. Penelitian di Indonesia dan Malaysia menemukan defisiensi vitamin D sebesar 63% terjadi pada wanita usia18-40 tahun. Sedangkan penelitian pada anak 1-12,9 tahun, ditemukan 45% anak mengalami insufisiensi vitamin D. Oleh karena itu pemantauan kecukupan vitamin D dalam tubuh perlu dilakukan.

Regional Product Executive PT Prodia Widyahusada Tbk. Ardian Susanto, M.Farm. mengatakan bahwa skrining autoimun bagi mereka yang sehat memang tidak ada. Selain pemeriksaan lab untuk memantau kecukupan vitamin D dalam tubuh, terdapat pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk memantau kondisi mereka yang sudah mengalami autoimun.

"Pemeriksaan autoimun yang tersedia diperuntukan bagi individu yang bergejala, untuk menapis apakah ada risiko mengalami autoimun atau tidak yaitu pemeriksaan ANA IF. Selain itu tersedia juga pemeriksaan untuk membantu menentukan jenis autoimun yang diderita yaitu ANA Profile, Anti dsDNA NcX, ProALD, AMA M2, dan lain lain. Tersedia pula pemeriksaan Vitamin D-25 OHTotal untuk menilai kecukupan vitamin D dalam tubuh," paparnya.

Seminar nasional merupakan kegiatan tahunan Prodia sebagai wadah edukasi kepada masyarakat. Dalam seminar nasional ini Prodia mengangkat tema seputar penyakit yang memang perlu mendapat perhatian masyarakat agar dapat melakukan langkah pencegahan sejak dini.

Marketing Communications Manager PT Prodia Widyahusada Tbk Reskia Dwi Lestari menyatakan, bahwa laboratorium klinik pertama yang mengusung Next Generation Medicine, serta gencar dalam edukasi P4 medicine, yang salah satu di antaranya adalah preventive medicine, Prodia merasa perlu turut andil untuk melakukan tindakan maupunkegiatan yang mendukung terwujudnya tindakan pereventif di tengah masyarakat.

"Saat ini tindakan preventif itu perlu dilakukan oleh kita masyarakat umum agar dapat terhindar dari risiko terburuk sebuah penyakit. Diperlukan informasi dan juga semacam ajakan dari para dokter kepada pasien ataupun instansi kesehatan seperti kami, Prodia, kepada para pelanggan, agar kita mulai membiasakan diri untuk melakukan tindakan preventif terhadap penyakit," demikian Reskia. [adc]


Read more...

Related Posts :

0 Response to "Pentingnya Mengetahui Sejak Dini Penyakit Autoimun"

Posting Komentar