Indonesia Bisa Memimpin Pengurangan Sampah Plastik

Indonesia Bisa Memimpin Pengurangan Sampah Plastik

INILAHCOM, Jakarta - ​ ​Laporan UN Environment terbaru berjudul Single-use Plastic, A Roadmap for Sustainability menyebutkan kantong plastik dan styrofoam adalah plastik yang paling bermasalah dalam pencemaran lingkungan.

Ini juga dibuktikan dengan temuan-temuan lapangan ketika dilakukan “clean up” di berbagai lokasi. Ocean Conservancy menyebutkan 10 produk plastik yang ditemukan di berbagai pantai, termasuk di antaranya kantong plastik. Hal ini juga senada dengan kegiatan “waste audit” yang dilakukan oleh Greenpeace Indonesia dalam dua tahun terakhir di Jakarta Kepulauan Seribu yang juga menyebut kantong plastik sebagai salah satu produk yang banyak ditemukan terdampar di pantai dan pesisir.

Sebagai salah satu ibukota negara yang memiliki wilayah kepulauan, DKI Jakarta juga tidak luput dari permasalahan ini. Riset yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) menemukan bahwa konsumsi kantong plastik mencapai 240 - 300 juta lembar per tahun, atau 1.900 - 2.400 ton per tahun, setara dengan berat 124 bus TransJakarta.

“Rata-rata penggunaan kantong plastik yang digunakan setiap kali berbelanja adalah 1-3 lembar kantong plastik. Rutinitas berbelanja warga DKI Jakarta itu berbeda-beda, ada yang harian, mingguan, dan bulanan. Kebanyakan mereka memilih ritel modern ketika melakukan aktivitas belanja bulanan dan pasar atau warung untuk belanja harian dan mingguan,” jelas Tiza Mafira, Direktur Eksekutif GIDKP, seperti yang dikutip dari keterangan pers yang didapat INILAHCOM, Jakarta, Rabu, (04/07/2018).

Namun demikian, Indonesia memiliki berbagai inisiatif yang dilakukan untuk mengurangi sampah plastik. Kota Banjarmasin, yang dikenal sebagai kota seribu sungai, sudah
menerapkan pelarangan kantong plastik di ritel modern sejak 1 Juni 2016 . Kemudian, Kota Balikpapan, yang merupakan kota pesisir, juga mulai menerapkan hal yang sama tepat pada 3 Juli 2018 , di ritel-ritel modern.

Tanggal 3 Juli dipilih oleh Pemerintah Kota Balikpapan karena bertepatan dengan Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia. Kota Padang dan Kota Cimahi dikabarkan akan menyusul juga dalam beberapa bulan kedepan. Dukungan masyarakat dalam upaya pengurangan sampah plastik ini dibuktikan dengan petisi #pay4plastic yang dikampanyekan oleh GIDKP sejak tahun 2013 dan hingga kini telah mencapai lebih dari 70,000 tanda tangan.

Petisi tersebut membuahkan hasil pada tahun 2016 dengan diujicobakannya “Kantong Plastik Tidak Gratis” di 23 kota besar di Indonesia

Di mana uji coba tersebut berhasil mengurangi konsumsi kantong plastik hingga 55 persen. Dukungan masyarakat pun tidak berhenti sampai di sana.

“Sebagai jaringan organisasi anak muda, SDSN Youth mendukung pemerintah Indonesia untuk berani melawan polusi plastik dengan mengeluarkan dan mengimplementasikan kebijakan penghentian penggunaan kantong plastik. Sudah saatnya Indonesia, yang baru saja diangkat sebagai Dewan Keamanan Tidak Tetap PBB , menunjukkan komitmen kuatnya terhadap pembangunan berkelanjutan, salah satunya adalah memastikan adanya pengurangan sampah plastik di darat dan laut,” ujar Rahyang Nusantara yang merupakan Koordinator Jaringan United Nations Sustainable Development Solutions Network (UNSDSN) Youth di Indonesia.(tka)


Read more...

Related Posts :

0 Response to "Indonesia Bisa Memimpin Pengurangan Sampah Plastik"

Posting Komentar