INILAHCOM, Jakarta - Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah adalah kebiasaan yang mampu secara efektif memutus mata rantai penyebaran infeksi yang disebabkan oleh kuman.
Bahkan, CPTS terbukti mampu menekan angka kematian yang disebabkan oleh bakteri secara signifikan. Karena itu, anak - anak sejak dini di sekitar lingkungan maupun di sekolah, harus terbiasa dengan perilaku CPTS.
Riskesdas 2013 menunjukkan hanya 47 persen penduduk Indonesia (usia kurang 10 tahun) yang mencuci tangan dengan benar (menggunakan air bersih dan sabun serta dilakukan setiap sebelum menyiapkan makanan, setiap kali tangan kotor (antara Iain setelah memegang uang, binatang, berkebun), setelah buang air besar, setelah menceboki bayi atau anak, setelah menggunakan pestisida atau insektisida, dan sebelum menyusui bayi.
"Kebiasaan perilaku cuci tangan yang masih rendah juga ditunjukkan pada kelompok usia sekolah. Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa cuci tangan dengan benar pada anak usia 10-14 tahun hanya sebesar 17,4 persen," kata drg. Wara Pertiwi Osing M. A Kasubdit Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja Direktorat Kesehatan Keluarga Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Jakarta, Senin, (15/10/2018).
Sedangkan Global School Health Survey (GSHS) menunjukkan 22,5 persen anak tidak selalu cuci tangan sebelum makan, 18.2 persen anak tidak selalu cuci tangan setelah dari kamar mandi (buang air) dan 37,6 persen anak tidak selalu cuci tangan dengan sabun.
"Selain faktor perilaku tersebut, ketersediaan sarana sanitasi untuk mendukung praktik cuci tangan juga perlu mendapat perhatian," tambahnya.
Seperti kita ketahui, anak usia sekolah menghabiskan sebagian waktu dalam sehari di sekolah, namun kondisi sarana prasarana cuci tangan di sekolah berdasarkan data Kemendikbud tahun 2016 yakni di SD tidak cukup air atau tidak ada air sebanyak 24 persen dan 35 persen tidak memiliki sarana cuci tangan.
Pada tingkat SMP sebanyak 24 persen tidak cukup atau tidak ada air dan 40 persen tidak memiliki sarana cuci tangan. Sedangkan di SMA sebanyak 19 persen tidak cukup atau tidak ada air dan 31 persen tidak memiliki sarana cuci tangan. Kemudian, untuk tingkat SMK, Wara terdapat 15 persen tidak cukup atau tidak ada air dan 31 persen tidak memiliki sarana cuci tangan.(tka)
Read more...
0 Response to "CTPS Pemutus Mata Rantai Sebaran Kuman"
Posting Komentar