INILAHCOM, Jakarta - Bantalan sendi tulang belakang atau spinal disk layaknya sistem suspensi kendaran bermotor, yang berfungsi sebagi peredam kejut antar vertebra.
Namun seiring proses penuaan atau dikarenakan faktor lain, bantalan sendi dapat mengalami kerusakan.
Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, bantalan sendi tulang belakang terdiri dari dua bagian utama yaitu, annulus fibrosus yang merupakan bagian luar yang keras dan nucleus pulposus bagian dalam bantalan sendi seperti jelly dikenal juga sebagai mucoprotein gel dengan komposisi utama berupa air, kolagen dan proteoglikan.
Stress pada bantalan sendi, yang terjadi bertahun - tahun dapat menyebabkan robekan kecil pada bagian annulus yang dipersarafan sehingga memungkinkan terjadinya rasa sakit. Seiring berjalannya waktu terkait penuaan bantalan sendi menjadi kurang elastis, yang memungkinkan robekan menjadi semakin besar dan inti bantalan keluar.
"Keluarnya inti bantalan sendi menjadikan bantalan sendi menojol, atau keluar dari tempatnya mempengaruhi saraf tulang belakang sekitamya. Ini disebut Herniated Nucleus Pulpasus (HNP) atau awam menyebutnya saraf terjepit,” kata dr. Mahdian, Jakarta, Jumat, (02/11/2018).
Pada kondisi seperti ini, nyeri tajam yang terus - menerus di punggung dan leher mungkin terjadi. Gejala yang muncul tergantung letak bantalan sendi yang mengalami herniasi. Saat bantalan sendi tulang mengalami herniasi, gejala yang mungkin muncul berupa nyeri di daerah pinggang, pantat, atau paha bagian atas hingga telapak kaki.
Nyeri yang ditimbulkan mungkin datang dan pergi, pada kondisi berat dapat menetap hingga beberapa minggu dan bulan. Nyeri akan menjadi lebih berat saat duduk, dan menjadi lebih baik saat berpindah posisi.
"Nyeri dapat terasa lebih berat ketika membungkuk," tambah dr. Mahdian.
Pada beberapa kasus degenerasi bantalan sendi tulang belakang dapat mengakibatkan kesemutan, atau mati rasa (kebas) di tangan dan kaki. Dapat juga terjadi kelemahan baik di tangan maupun kaki.
Selain dari pemeriksaan fisik dan mengetahui riwayat kesehatan pasien, dokter akan meminta pasien melakukan pemeriksaan radiologi seperti MRI, untuk mengetahui kondisi bantalan sendi dan saraf sekitarnya.
Untuk menghilangkan nyeri akibat degenerasi bantalan sendi tulang belakang, beberapa modalitas terapi dapat diberikan, diantaranya; terapi fisik, obat-obatan dan tindakan minimally invasive spine surgey (endoscopy discectomy).
Endoskopi disektomi merupakan tindakan minimally Invasive spine surgery yang banyak gunakan untuk mengatasi masalah herniasi bantalan sendi yang menyebabkan nyeri pada punggung bawah (lumbar), punggung tengah (Toraks) atau leher lengan (servikal).
Sebagai praktisi medis yang paling banyak melakukan tindakan endoskopi disektomi di lndonesia, dr. Mahdian menyebutkan tindakan ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya, sayatan minimal, hanya 7 mm. Proses penyembuhan cepat. Angka keberhasilan tinggi mencapai 90 persen. Kemudian hanya menggunakan anastesi lokal.
Paska tindakan mobilitas tulang belakang tetap terjaga. Kehilangan darah saat tindakan minimal. Tidak membutuhkan rawat inap. Luka bekas operasi minimal.(tka)
Read more...
0 Response to "Ini Akibat Batalan Sendi Tulang Belakang Rusak"
Posting Komentar