Inovasi Kedokteran Gigi di Era Industri 4.0

Inovasi Kedokteran Gigi di Era Industri 4.0

INILAHCOM, Makassar - Inovasi teknologi semakin bermunculan. Hal ini juga sangat berlaku untuk dunia kedokteran. Kali ini untuk kesehatan gigi.

Dr. drg S. Ratna Laksmiastuti Octavian sebagai pembicara Hands On dalam Pertemuan Ilmiah Nasional Ilmu Kedokteran Gigi Anak ke-12 di Hotel Claro, Makassar, baru - baru ini memperkenalkan suatu aplikasi komputer (software) baru untuk memprediksi risiko terjadinya karies gigi pada seorang anak.

Karies atau gigi berlubang menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) merupakan masalah kesehatan utama yg bersifat global.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia yang mempunyai masalah gigi dan mulut secara rata-rata provinsi adalah sebesar 57,6 persen dan sekitar 10,2 persen lainnya mendapat pelayanan tenaga medis.

Sedangkan prevalensi karies anak usia 5-6 tahun di Indonesia adalah sekitar 93 persen. 

"Berbagai upaya telah dilakukan, baik promotif preventif dan kuratif, tetapi prevalensi karies di Indonesia tetap tinggi. Karies pada anak yang tidak dirawat dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak menguntungkan, seperti rasa sakit, infeksi, gangguan aktifitas sehari-hari, gangguan pertumbuhan dan penurunan kualitas hidup," kata Dr. drg S. Ratna Laksmiastuti Octavian, seperti yang dikutip dari siaran pers, Makassar, Senin, (11/03/2019).

Berdasarkan pokok bahasan tersebut di atas, diperlukan suatu terobosan baru untuk para Dokter Gigi dalam manajemen karies gigi guna menyukseskan Program Nasional Indonesia bebas karies 2030 sesuai rekomendasi WHO.

Inovasi tersebut sejalan dengan perkembangan teknologi ilmu kedokteran gigi di era Revolusi Industri 4.0. Software ini mengedepankan hakikat kedekatan Ibu dan anak, sehingga prediksi risiko terjadinya karies pada anak dapat dilakukan melalui pemeriksaan Ibunya.

"Banyak hasil riset para ahli menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status kesehatan gigi dan mulut Ibu dengan anaknya," tambahnya.

Software ini sangat efektif dan bermanfaat sebagai berikut.

1. Alat diagnostik klinik;

2. Identifikasi dan screening pasien khususnya kelompok risiko tinggi;

3. Manajemen karies yang lebih efektif;

4. Sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia.
Software ini dapat dipakai secara luas, bebas dan mudah oleh para dokter gigi. 

"Software ini berisi interaksi faktor risiko karies dari Ibu dan anak, status penilaian risiko karies pasien anak beserta pedoman manajemen selanjutnya," ungkapnya.

Pembuatan software ini di bawah supervisi para pakar kedokteran gigi yakni; Prof. Heriandi Sutadi, drg, Sp.KGA (K), Ph.D; Prof. Dr. Sarworini B Budiardjo, drg, Sp.KGA(K); dan Prof. Dr. Tri Erri Astoeti, drg, M.Kes.

Dengan pemakaian software ini secara luas, diharapkan dapat membantu merealisasikan program kesejahteraan Ibu dan Anak khususnya dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut melalui pencegahan karies gigi pada anak Indonesia.(tka)


Read more...

Related Posts :

0 Response to "Inovasi Kedokteran Gigi di Era Industri 4.0"

Posting Komentar