MEMANG benar, ketika seseorang berhenti merokok, berat badannya akan cenderung meningkat. Namun, alasan di balik ini masih belum jelas.
Apakah karena mereka mengganti kebiasaan merokoknya dengan mengemil permen atau cemilan, ataukah karena sebenarnya nikotin yang diperoleh selama merokok telah menekan pertambahan berat badan, dalam menyerap makanan yang masuk secara leluasa? Sehingga dengan kata lain, merokok telah meningkatkan kerja metabolisme tubuh.
Sebuah jurnal baru dari Nicotine & Tobacco Research yang melakukan penelitian dengan menggunakan tikus mengatakan bahwa hasilnya hampir mirip. Pada tikus, mereka memberi asupan nikotin dengan dosis maksimal, pertambahan berat badan selama 20 hari periode penelitian berkurang sejumlah 40% meskipun tidak ada perubahan porsi makan.
Menurut Laura Rupprect penemuan ini penting dilakukan dalam rangka memungkinkan adanya standar produk rokok dengan kadar nikotin yang sangat rendah. Mereka mengindikasikan bahwa kadar nikotin yang rendah mungkin masih tetap dapat mengurangi berat badan, sehingga perlu adanya dorongan terus menerus terhadap penggunaan dan pengendalian paparan bahan berbahaya dari asap rokok.
Empat eksperimen yang dilakukan pada penelitian ini juga mengindikasikan bahwa aspek penekanan berat badan oleh nikotin mungkin terjadi melalui proses yang terpisah dengan aspek candunya. Pemahaman yang lebih baik tentang pembagian antara tanggung jawab mekanisme neurobiological terhadap candu nikotin dan pengaturan berat badan akan memberikan kabar gembira bagi perkembangan farmakoterapi obesitas. Semoga suatu hari tidak hanya pada tikus, tapi juga manusia.
* An Nisaa Gettar, Relawan Kesehatan RS Ibnu Sina, Jakarta.
Read more...
0 Response to "Rokok Rendah Nikotin Tetap Menyusupkan Berat Badan"
Posting Komentar