Gangguan Tidur Berisiko Stroke?

Gangguan Tidur Berisiko Stroke?

INILAHCOM, London - Orang yang memiiliki gangguan tidur seperti insomnia dan sleep apnea lebih mungkin untuk mengalami stroke.

Mengutip dari zeenews, Minggu (07/08/2016), terdapat sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang - orang yang mengalami stroke atau stroke ringan, yang disebut transient ischemic attack, karena mengalami gangguan tidur.

"Meskipun gangguan tidur yang umum setelah stroke, sangat sedikit pasien stroke diuji untuk ini," kata penulis studi Dirk Hermann dari University Hospital Essen di Jerman.

"Hasil kajian menunjukkan kami harus berubah karena orang - orang dengan gangguan tidur mungkin lebih cenderung untuk mengalami stroke lain atau hasil negatif selain orang tanpa masalah tidur, seperti harus pergi harus pergi ke sebuah panti jompo setelah meninggalkan rumah sakit," tambah Hermann.

Temuan yang dipublikasikan secara online dalam jurnal Neurology, didasarkan pada tinjauan literatur. Untuk tinjauan literatur, para peneliti memeriksa puluhan studi yang melihat hubungan antara gangguan tidur dan stroke.

Gangguan tidur umumnya jatuh ke dalam dua kategori, seperti masalah pernapasan tidur dan gangguan bangun tidur.

Masalah pernapasan tidur seperti sleep apnea mengacaukan pernapasan saat Anda tidur. Gangguan bangun tidur seperti insomnia dan sindrom kaki gelisah mempengaruhi jumlah waktu yang dihabiskan saat tidur.

Kajian ini menemukan bukti yang mengingatkan masalah pernapasan tidur dengan risiko stroke dan pemulihan.

Gangguan bangun tidur juga dapat meningkatkan risiko stroke dan pemulihan kerusakan, meskipun ada sedikit bukti untuk hal tersebut.


Read more...

0 Response to "Gangguan Tidur Berisiko Stroke?"

Posting Komentar