INILAHCOM, Jakarta - Memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 tahun 2016, Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) memimpin upacara peringatan ke-52 tahun 2016.
Tahun ini HKN mengangkat tema Indonesia Cinta Sehat dengan sub tema Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat. Dalam sambutannya selaku Inspektur upacara, Menkes menerangkan bahwa tantangan pembangunan kesehatan Indonesia saat ini adalah masalah kesehatan triple burden, yaitu masih tingginya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi muncul kembali.
Data Global Burden of Disease 2010 dan Health Sector Review 2014 menyebutkan bahwa kematian yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular (PTM) yaitu Stroke menduduki peringkat pertama. Padahal tiga puluh tahun lalu, penyakit menular seperti ISPA, Tuberkulosis dan Diare merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan. Pergeseran pola penyakit ini ditengarai disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat.
“Ini menjadi ancaman bagi bangsa kita. Usia produktif dengan jumlah besar yang seharusnya memberikan kontribusi pada pembangunan, justru akan terancam apabila derajat kesehatannya terganggu oleh PTM dan perilaku hidup yang tidak sehat”, kata Menkes RI, Nila F Moeloek, Jakarta, Senin (14/11/2016).
Pada dasarnya, pencegahan penyakit menular maupun tidak menular sangat tergantung pada perilaku individu yang didukung dengan kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana, peningkatan pelayanan kesehatan, menciptakan sumber daya kesehatan yang berkualitas serta dukungan regulasi.
Di samping itu, pembelajaran di era jaminan kesehatan nasional (JKN) melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan anggaran banyak terserap untuk membiayai penyakit katastropik, yaitu: PJK, Gagal Ginjal Kronik, Kanker, dan Stroke.
Terlebih, pelayanan kesehatan peserta JKN masih didominasi pada pembiayaan kesehatan di tingkat lanjutan dibandingkan di tingkat dasar. Fakta ini perlu ditindaklanjuti karena berpotensi menjadi beban yang luar biasa terhadap keuangan negara.
“Upaya mengurangi beban anggaran harus sejalan dengan perubahan paradigma bahkan perilaku masyarakat untuk lebih berparadigma sehat dan menerapkan pola hidup yang sehat”, tambah Menkes.
Pentingnya perubahan pola hidup masyarakat ke arah yang lebih sehat, mendasari program prioritas Pembangunan Kesehatan pada periode 2015–2019 dilaksanakan melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang dalam penyelenggaraannya memiliki 12 indikator utama sebagai penanda status kesehatan sebuah keluarga, yaitu (1) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB); (2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan; (3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap; (4) Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif; (5) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan; (6) Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar; (7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur; (8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan; (9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok; (10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN); (11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih; dan (12) Keluarga menggunakan jamban sehat.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dilaksanakan secara bertahap dengan target pada akhir tahun 2019, seluruh Puskesmas di Indonesia telah dapat melaksanakannya. Tahun 2018, Kemenkes memfokuskan pada sembilan provinsi prioritas, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Berdasar pengalaman dari sembilan Provinsi prioritas tersebut, akan menggerakkan provinsi lain untuk melaksanakan di wilayahnya.
Read more...
0 Response to "Menkes: Jalani Gaya Hidup Sehat dan Ikut JKN"
Posting Komentar