INILAHCOM, Jakarta - Jakarta jadi tuan rumah kegiatan Asia-Pasific Ekonomic Cooperation (APEC) ke-4. kegiatan tersebut bertujuan memperkuat keamanan darah untuk menghindari Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD).
"Saya kira dengan keadaan seperti sekarang, kita perlu ketika memberikan tranfusi darah hati - hati karena banyaknya penyakit seperti hepatitis, HIV, dan sebagainya. Jadi mengelola darah itu tidak sembarangan, cukup berat saat ini," papar Menteri Kesehatan RI, Nila F Moeloek, saat ditemui di kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (13/12/2017).
Menkes menambahkan, saat ini penggunaan darah lebih banyak digunakan untuk para korban kecelakaan. Setidaknya, masih menurutnya, setiap tahun kecelakaan terjadi pada 26 ribu jiwa pada tahun lalu.
"Jadi itu tinggi sekali. Kami mendapat penghargaan dari pak Kapolri, untuk bagaimana mengelola kecelakaan lalu lintas. Ujungnya adalah kecelakaan. Ini perlu darah. Darah ini perlu jumlah dan amannya. Kalau jumlahnya, kita harus saling bantu. Jadi pendonor darah ini kita harus saling mengingatkan, darahnya untuk bisa membantu sesama. Kemudian yang aman, untuk pemeriksaannya, dan lain. dan ketiga jangan ada kecelakaan, harus disiplin. Ada juga penyakit yang membutuhkan darah," tambahnya.
Kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan dari 21 negara anggota APEC ini diharapkan memperoleh masukan untuk penguatan kebijakan sistem mutu pelayanan darah di Indonesia. Selain itu juga memperoleh strategi standardisasi mutu dan efisiensi pembiayaan pelayanan darah secara nasional melalui penerapan regionalisasi pengolahan dan pengujian darah.
Ini merupakan kegiatan tingkat regional yang bersifat teknis yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada pihak berkepentingan dalam pelayanan darah di Indonesia.
Selain itu, dilaksanakan pula Forum Kebijakan Keamanan Darah pada 13 – 14 Desember 2017 di Auditorium G.A. Siwabessy, Kementerian Kesehatan. Forum ini bertujuan memperoleh gambaran dan masukan terkait peta jalan rantai pasokan darah 2020 (APEC Blood Supply Chain 2020 Roadmap).
Peta jalan itu antara lain strategi akselerasi penerapan Good Manufacturng Practice (GMP) dari Ekonomi APEC, penguatan kebijakan sistem mutu pelayanan darah di Indonesia, serta strategi standardisasi mutu dan efisiensi pembiayaan pelayanan darah secara nasional melalui penerapan regionalisasi pengolahan dan pengujian darah.
Sebelumnya, APEC ini telah dilaksanakan 3 kali, yakni Pertama, pada 30 September sampai 1 Oktober 2014, di Manila, Philippines, dengan fokus membangun kerja sama negara-negara APEC dalam meningkatkan kapasitas untuk mencapai standar internasional keamanan dan mutu darah. Forum ini juga menghasilkan tersusunnya peta jalan rantai pasokan darah 2020.
Kedua, pada 23 Oktober 2015 di Anaheim, California, dan Ketiga, pada 8 sampai 9 Desember 2016 di Hanoi, Vietnam, dengan fokus akselerasi pelaksanaan GMP Unit Penyedia Darah.
Terselenggaranya APEC ke-4 ini diharapkan muncul ide-ide, inovasi dan rekomendasi untuk membuat kemajuan dan pencapaian penerapan peta jalan rantai pasokan darah 2020.(tka)
Read more...
0 Response to "Indonesia Tingkatkan Keamanan Darah"
Posting Komentar