Pakar Anak: Anak Tak Harus Jadi Korban Kekerasan

Pakar Anak: Anak Tak Harus Jadi Korban Kekerasan

INILAHCOM, Tanggerang - Kematian anak Sekolah Dasar di Garut menjadi sebuah pukulan besar bagi dunia pendidikan. Hal ini membuat Pemerhati anak sekaligus pakar pendidikan, Muhammad Agus Syafii sangat prihatin.

Pendiri Rumah Amalia untuk belajar anak yatim piatu dan dhuafa itu menjelaskan, tindakan kekerasan hingga berujung kematian tersebut adalah sebuah kegagalan di sekolah. Menurutnya, sekolah seharusnya bisa menjadi benteng dari anak - anak didiknya.

"Sekolah harusnya adalah benteng terakhir kita untuk memiliki akal sehat. Kalau mereka (anak) punya masalah, dan tidak memiliki akal sehat, maka mereka akan menyelesaikannya dengan kekerasan," papar Muhammad Agus Syafii, kepada INILAHCOM, dalam memperingati Hari Anak Nasional (HAN) di Rumah Amalia, baru - baru ini.

Kekerasan yang terjadi pada dua anak sekolah di Garut sebenarnya tidak bisa disalahkan kepada anak-anak. Justru, anak - anak menjadi salah satu korban. Mengapa? Karena selama ini, anak atau murid hanya dijadikan objek penerima pembelajaran dari guru.

Pria yang disapa Agus itu menambahkan, anak - anak kerap tidak diberikan kesempatan untuk berani menyampaikan pendapatnya dan berdialog.

"Jika anak diberikan kesempatan berdialog, maka ketika mereka memiliki masalah, mereka bisa menyelesaikannya dengan berdialog. Bukan dengan kekerasan," tambahnya.

Sekolah yang sukses, masih menurutnya, adalah sekolah yang dapat mencetak anak - anak bahagia bukan hanya dengan mengukur prestasi akademik. Karena selama ini, banyak sekali sekolah yang mengutamakan mutu namun memiliki anggaran yang sangat tinggi.

"Sekolah yang bermutu tidak selamanya harus mahal. Tolak ukut sekolah sukses adalah menghasilkan anak yang bahagia," tegasnya.  (tka)


Read more...

Related Posts :

0 Response to "Pakar Anak: Anak Tak Harus Jadi Korban Kekerasan"

Posting Komentar