INILAHCOM, Jakarta - Prevalensi limfoma terus meningkat. Hal tersebut terlihat dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, sekitar 1.000 orang setiap hari di dunia, didiagnosis menderita limfoma.
Sementara di Indonesia, diambil dari data Globocan 2018, sebanyak 35.490 orang didiagnosis limfoma dalam lima tahun terakhir dan 7.565 orang meninggal dunia. Pada tahun 2018, kasus baru non-hodgkin limfoma mencapai 14.164 orang dan memiliki prevalensi 4,57 persen. Saat ini, non-hodgkin limfoma menempati peringkat ke-7 penyakit kanker di Indonesia, di bawah kanker payudara, serviks, paru-paru, usus, prostat, ovarium, hati, dan nasofaring.
“Angka kematian yang cukup tinggi ini karena lambatnya deteksi sehingga penanganannya sudah pada stadium lanjut. Lebih parah lagi karena masih ada pasien yang tidak berobat ke dokter yang tepat, atau memilih pengobatan melalui jalur alternatif, atau dukun,” jelas Dr. Ronald. A. Hukom, MHSc, Sp.PD, KHOM, FINASIM dari Perhimpunan Hematologi dan Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin), di acara Peringatan Hari Peduli Limfoma Sedunia bersama Ferron Par Pharmaceuticals dan Cancer Information and Support Center (CISC) Indonesia, di Jakarta, (15/09/2018).
Lebih lanjut Ronald menjelaskan, limfoma merupakan istilah umum untuk berbagai tipe kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik, yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening.
Limfoma disebabkan oleh perubahan sel-sel limfosit B atau T, yaitu sel darah putih yang dalam keadaan normal atau sehat berfungsi menjaga daya tahan tubuh dan menangkal berbagai jenis infeksi. Pada kasus limfoma, sel B atau T ini membelah lebih cepat, tak terkontrol, dan hidup lebih lama dari biasanya.(tka)
Read more...
0 Response to "Prevalensi Limfoma Terus Meningkat"
Posting Komentar