Cegah Penyakit, Kurangi Minuman Tinggi Gula

Cegah Penyakit, Kurangi Minuman Tinggi Gula

INILAHCOM, Jakarta - Kini, banyak bahan makanan dan minuman jadi yang disajikan oleh industri. Memiliki peran untuk mengarahkan masyarakat dalam memilih gaya hidup. Salah satunya adalah ketika mengkonsumsi minuman. 

Air adalah bahan yang paling banyak dibutuhkan oleh tubuh. Karena itu, konsumsi air di masyarakat sangat tinggi. Namun, pemilihan minuman yang sehat menjadi salah satu hal yang juga berpengaruh pada kelanjutan kesehatan tubuh Anda.

Menurut Profesor Ujang Sumarwan, Ahli Consumer Behavior dari Institut Pertanian Bogor, pilihan minuman tergantung dari situasi konsumsi. Salah satunya adalah dalam situasi hangout.

"Ternyata, dari beragam jenis minuman, teh ternyata terpopuler. Karena ini bagian dari budaya. Kemudian adalah isotonik. Frekuensi cukup tinggi. Air cukup tinggi. Minuman terkait dengan kesehatan kita," ujar Ujang,  saat ditemui di acara Talkshow #HydrationTalk dengan topik Membiasakan Minum yang Lebih Sehat, Jakarta, Kamis, (18/10/2018).

Jadi, masih menurutnya, jangan minum menunggu haus. Prilaku konsumsi itu sangat terkait dengan setiap orang. Kemudian adalah minuman yang mengandung gula. Ternyata ini juga disukai banyak kalangan mulai dari anak kecil sampai dewasa suka minuman manis. Ini yang menjadi sebuah kekhawatiran. 

Untuk mendukung generasi yang lebih sehat dan produktif, Indonesia memberikan perhatian yang lebih terhadap masalah kesehatan masyarakat. Salah satu yang menjadi fokus adalah Double Burden yang jika tidak ditangani dengan serius akan dapat meningkatkan risiko Penyakit Tidak Menular seperti Jantung dan Diabetes Melitus.

Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah pola makan dan minum yang berlebihan jumlah kalorinya sehingga mengakibatkan kegemukan (overweight dan obesity). Terkait hal tersebut, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan panduan “Isi Piringku” yaitu 2/3 porsi karbohidrat, 1/3 porsi protein dan lemak (lauk pauk), ½ sayur serta buah. Masyarakat juga dapat mengikuti anjuran Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk mengetahui berapa banyaknya kalori yang dibutuhkan sesuai usia serta jenis kelamin.

Namun, dengan banyaknya pilihan makanan dan minuman siap saji, kita masih sering menambahkannya di luar makanan pokok yang dapat mempengaruhi pertambahan berat badan karena kandungan kalorinya yang tinggi. Karenanya, penting untuk cerdas membaca dan mengerti label nutrisi, terutama dalam minuman siap saji yang terkadang terlihat ringan namun tidak sesuai dengan kebutuhan.

“Beragam keluhan kesehatan seperti Obesitas, Diabetes II, keluhan fungsi ginjal dan jantung, diantaranya dipicu oleh tidak seimbangnya konsumsi nutrisi tubuh, yang bisa berasal dari makanan atau minuman sehari-hari,” tambahnya.

Masih menurutnya, sebagai konsumen masyarakat dapat memilih minuman yang akan konsumsi sesuai dengan kebutuhan.

“Kita cenderung minum berdasarkan rasanya yang disukai sehingga tidak memperhatikan kandungan nutrisi terutama gula," ujarnya.

Minuman kemasan siap saji dapat diminum dengan mengenal kandungan nutrisinya. Hal ini agar masyarakat masih dapat menjaga jumlah kalori yang masuk untuk mengurangi risiko kegemukan. Kemudian, dia menambahkan, Indonesia asupan pola minum air putih meningkat dari tahun 2012 dibanding tahun 2016. 

“Namun ternyata pola minum yang mengandung gula seperti minuman dalam kemasan juga meningkat sehingga perlu untuk melakukan edukasi kepada masyarakat agar menjaga pola makan dan minum yang lebih baik” paparnya.(tka)


Read more...

0 Response to "Cegah Penyakit, Kurangi Minuman Tinggi Gula"

Posting Komentar