INILAHCOM, Jakarta - Sekitar 22 persen kasus kanker baru di Indonesia adalah kanker payudara. Umumnya pasien datang ke dokter dalam stadium lanjut.
Kanker payudara masih menjadi kanker nomer satu pada perempuan dan menjadi pembunuh nomor satu pada perempuan terkait kanker.
"Kematian akibat kanker payudara terjadi karena salah satunya keterlambatan penanganan. Saat ini ada 120.000 dokter umum, 7.000 dokter bedah dan hanya 153 dokter bedah onkologi. Sarana diagnostik untuk kanker payudara pun tidak semua rumah sakit memiliki apalagi terapi dan tenaga ahli onkologi. Hal ini diperparah dengan pasien yang lebih dulu berobat ke alternatif sebelum menemui dokter," kata Dr Yadi Permana, Spesialis Bedah Onkologi dari RSUP Fatmawati Jakarta saat ditemui di acara Rumpian BEHA yang bersama Roche, Jakarta, Rabu (21/12/2016).
Untuk mencegah keterlambatan, lanjutnya, maka harus meluruskan persepsi bahwa panderita kanker payudara bukan vonis mati. Pada stadium 1 peluang survive dalam 5 tahun bisa lebih dari 90 persen. Stadium tiga turun ke 60 persen tergantung jenis kanker payudaranya dan stadium 4 hanya 10 - 15 persen untuk survival selama 5 tahun.
"Cari informasi yang benar tentang kanker payudara. Ketiga, kenali payudara sendiri bahwa tidak selalu kanker," tambahnya.
Deteksi dini sangat penting karena ketika ditemukan di stadium 3, maka peluang kesembuhan makin kecil dan biaya perawatan sangat tinggi. Perempuan juga harus mengenali faktor risiko kanker payudara seperti usia, faktor hormonal (kapan mulai haid pertama dan usia menopause), tidak pernah menikah, melahirkan pertama di usia lebih dari 35 tahun, riwayat kontrasepsi hormonal, makanan tinggi lemak dan faktor genetik atau riwayat keluarga.
"Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri 1-3 bulan sekali seminggu setelah menstruasi, pemeriksaan oleh dokter, USG, mammografi, dan biopsi. Setelah biopsi dianjurkan dalam waktu sebulan harus menjalani terapi definitif untuk menghindari penyebaran tumor, dan bukan malah mencari pengobatan alternatif," paparnya.
Read more...
0 Response to "Banyak Pasien Kanker Payudara Terlambat ke Dokter?"
Posting Komentar