INILAH.COM, Jakarta - Baru-baru ini otoritas kesehatan di Amerika Serikat (AS) mengumumkan kasus kematian terkait rokok elektrik (vape). Kematian tersebut disebabkan karena penyalahgunaan narkotika jenis ganja di "pasar gelap".
Terkait kasus kematian di AS yang menyita perhatian publik, Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) mengimbau masyarakat Indonesia agar lebih objektif dan berhati-hati terhadap rokok elektrik yang kini mulai diakui sebagai solusi mengurangi jumlah perokok aktif tersebut.
Ketua APVI Aryo Andrianto mengatakan, kasus di AS jelas bahwa produk cairan yang digunakan sampai menyebabkan kerusakan paru dan kematian adalah liquid yang mengandung ganja.
"Sudah dijelaskan di media-media di AS. Penggunaan liquid ganja itu yang jadi masalahnya," kata Aryo dalam keterangan tertulis, Selasa (2/10/2019).
Aryo menegaskan, mengonsumsi liquid ganja alias ganja cair dipastikan menimbulkan penyakit. Sangat disayangkan bisa beredar bebas di pasar AS. "Sedangkan di Indonesia liquid yang mengandung ganja itu memang dilarang," tegasnya.
Lebih lanjut Aryo menyampaikan para pihak yang selama ini gencar menyalahkan vape agar lebih objetif dalam menilai rokok eletrik itu. "Ini kan sebenarnya cuma alat saja. Sama halnya dengan botol air mineral. Botol air mineral bisa disalahgunakan jadi alat bantu untuk menghisap narkoba," ujar Aryo.
Fakta baru diungkap oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS pada Jumat (28/9/2019) lalu. Dikutip dari situs resmi www.cdc.org, lembaga yang bertugas sebagai Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit itu mengumumkan bahwa para investigator di Illinois dan Wisconsin telah menemukan beberapa petunjuk.
Penyelidik di kedua negara bagian itu melakukan wawancara terperinci dengan 86 pasien yang sebagian besar laki-laki muda, dan 66 persen mengatakan mereka telah menguapkan produk THC berlabel Dank Vapes. THC adalah bahan psikoaktif dalam ganja.
Apa itu Dank Vapes dan bagaimana mereka bisa memicu penyakit?
"Dank Vapes sepertinya merupakan merek paling menonjol namun sebagian besar palsu. Dengan kemasan umum yang mudah tersedia secara online dan yang digunakan oleh distributor untuk memasarkan kartrid yang mengandung THC," laporan para penyelidik seperti diumumkan oleh CDC.
CDC telah mengingatkan kepada para pengguna vape agar tidak membeli produk di pasar illegal. Biasanya disebut di pinggir jalan.
"Produk berbasis THC paling sering diperoleh dari sumber-sumber informal seperti dari teman atau dari dealer," kata Jennifer Layden dari Departemen Kesehatan Masyarakat Illinois.
Para penyelidik lebih fokus pada dampak THC terkait dengan penyakit yang ditimbulkannya. Maka CDC merekomendasikan untuk tidak menggunakan vaping yang mengandung THC. THC dimaksud adalah THC oil dengan unsur utama psikoaktif yang terdapat di dalam tanaman ganja. [adc]
Read more...
0 Response to "Otoritas Kesehataan AS Umumkan Bahaya Liquid Ganja"
Posting Komentar